Bogor, REALITA — Seorang anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Doni Maradona Hutabarat, menjadi sorotan publik setelah menghadiri kegiatan reses di Desa Karang Tengah kecamatan Babakan Madang Bogor (29/11/2025) di wilayah dapilnya dengan mengenakan kaos oblong dan sandal jepit. Penampilan yang dinilai tidak mencerminkan etika dan kewibawaan sebagai wakil rakyat itu memicu perbincangan hangat di berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat dan pemerhati tata kelola pemerintahan.
Kegiatan reses yang seharusnya menjadi momentum anggota dewan mendengarkan aspirasi warga dianggap mencorot ketika sang legislator tampil jauh dari standar formalitas jabatan. Warga yang hadir menyebut bahwa pakaian tersebut terkesan meremehkan acara dan tidak menghargai masyarakat yang menunggu kehadiran wakilnya.
“Reses itu forum resmi, tempat masyarakat menyampaikan keluhan dan harapan. Minimal, wakil rakyat hadir dengan pakaian yang layak dan sopan. Kalau hanya pakai kaos dan sandal jepit, kesannya tidak profesional,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Pemerhati etika pemerintahan menilai bahwa meskipun tidak ada aturan tertulis yang mengatur secara rinci model pakaian saat reses, anggota dewan tetap berkewajiban menjaga marwah institusi. Sebagai pejabat publik, cara berpakaian dianggap bagian dari etika representasi jabatan.
“Etika penampilan adalah simbol penghormatan terhadap masyarakat. Wakil rakyat harus menunjukkan integritas, termasuk melalui cara berpakaian dalam agenda resmi,” ungkap seorang akademisi kebijakan publik.
Namun, berbagai pihak mendorong agar lembaga legislatif menegakkan standar etik dalam setiap agenda resmi demi menjaga profesionalitas dan kepercayaan publik.
Peristiwa ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi seluruh anggota legislatif agar tetap mengedepankan etika, wibawa, dan penghormatan terhadap masyarakat dalam menjalankan tugasnya, baik dalam forum formal maupun kegiatan bertemu konstituen.(Firly)
Editor/Sam*
