Pasuruan, REALITA – Banyaknya sekolah SD negeri dan SMP negeri di wilayah kabupaten Pasuruan yang masih belum tersentuh pembangunan fisik menjadi prioritas Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo dan HM Sobih Asrori untuk dituntaskan perbaikan pada tahun 2026melalui anggaran APBD dan itu salah satu program prioritas daerah yang akan di tuntaskan.
Komitmen Pemkab Pasuruan ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat khususnya di bidang pendidikan agar para anak didik bisa belajar dengan nyaman dan tenang saat proses belajar.
Wakil Bupati Pasuruan Sobih Asrori yang di konfirmasi di sela acara “jagongan bersama Wakil rakyat” di Dusun Pandean Desa Kejapanan pada Selasa (09/12/2025). dirinya mengatakan bahwa komitmen Pemkab Pasuruan untuk menuntaskan perbaikan sekolah sekolah rusak baik ringan maupun berat di tahun depan akan di lanjutkan
“itu hak dasar yang harus dipenuhi oleh dan kepastian agar anak-anak Didik bisa belajar dengan nyaman dan tenang”jawabnya singkat.
Terpisah Syamsul Hidayat ketua DPRD Kabupaten Pasuruan yang dikonfirmasi mengatakan bahwa legislatif mendukung penuh program prioritas daerah tersebut khususnya di bidang pendidikan, tahun 2025 ini anggaran rehab sekolah mencapai 40 miliar lebih dari angka tersebut ternyata belum bisa mengcover total kerusakan sekolah yang mencapai 197 lembaga.
Dalam pembahasan APBD 2026 kemarin,lanjut pria yang akrab di panggil Lek Sul ada usulan dari Pemkab untuk rehab lebih kurang 13 miliar rupiah, dana ini akan digunakan untuk menuntaskan sisa lembaga yang belum tertangani di tahun 2025
“Kami atas nama pimpinan DPRD sangat mendukung sekali atas usulan program tersebut hanya saja kami menyarankan agar pelaksanaan pembangunan bisa lebih awal sehingga pada tahun ajaran baru sekolah yang dibangun bisa segera dimanfaatkan oleh anak-anak”jelasnya.
Tadi tanya detail berapa jumlah SDN atau SMPN saja akan bangun,dirinya untuk jumlah pasti lembaga yang akan dibangun kami tidak hafal,coba teman media bisa dikonfirmasi langsung kepada dinas pendidikan mengatakan dirinya tidak hafal.
Editor/Sam*
