Pasuruan, REALITA – Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan mengapresiasi para pedagang sayur yang berjualan di plaza Gempol yang secara sadar dan tanpa paksaan melakukan renovasi kanopi secara swadaya,lantaran stand dari bambu yang ditempati mereka untuk mengais rejeki tak kunjung di perbaiki oleh Pemkab Pasuruan.
Agus Setya Wardana Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan yang dikonfirmasi melalui selulernya pada Jum’at ( 19/12/25) ia menjelaskan bahwa sejatinya DPRD Kabupaten Pasuruan sudah mengusulkan renovasi ke Pemkab Pasuruan yang intinya stand ratusan pedagang sayur yang bangun dari bambu dan terpal ditempati para pedagang sayur bisa direnovasi pada tahun 2026.
“Kami sudah mengusulkan kepada Disperindag agar stand pasar sayur dipasar Gempol itu dilakukan renovasi di 2026, tapi dalam perjalanan ada kebijakan pusat berupa pengurangan dana transfer ke daerah sehingga rencana perbaikan stand tersebut batal dilaksanakan”jelas politisi Gerindra ini.
Meski pihaknya belum berhasil mewujudkan aspirasi para pedagang sayur tersebut,tapi dirinya juga mengapresiasi para pedagang sayur yang melakukan Swadaya bersama urunan untuk membuat stand kanopi secara mandiri “pada prinsipnya kami anggota dewan juga mengapresiasi para pedagang yang sudah memperbaiki dari biaya mereka sendiri “imbuhnya.
Keterangan yang sama di sampaikan oleh sekretaris komisi II Arifin,S,sos dirinya angkat topi dan mengucapkan terima kasih kepada ketua paguyuban pasar yang sudah berjiwaku bersama para pedagang untuk melakukan perbaikan dan mereka secara Swadaya
“seharusnya pemerintah Daerah hadir di saat rakyat kecil seperti para pedagang sayur lagi membutuhkan bantuan,tapi bagaimana lagi kebijakan pusat yang melakukan pengurangan dana transfer hingga miliaran rupiah ,dampaknya jelas pada program daerah jadi berantakan “jelas politisi PDI.P ini.
di tambah lagi dengan tanggung jawab daerah berupa penyiapan anggaran untuk pembayaran ribuan gaji pegawai P3K , yang semula di tangani oleh pemerintah pusat ,tapi di tahun 2026 nanti semuanya dibebankan dari APBD daerah.
Editor/Sam*















