Example floating
Example floating
Blog

Pemdes Kenongo Gelar Ruwah Desa, Ditutup Selendang Campursari

23310
×

Pemdes Kenongo Gelar Ruwah Desa, Ditutup Selendang Campursari

Sebarkan artikel ini

REALITA.CO.ID || Sidoarjo-M. Husen Kepala Desa kenongo, saat memimpin prosesi upacara Ruwah Desa

Pemerintah Desa Kenongo, Kecamatan Tulangan gelar Ruwah Desa. Kegiatan tersebut sebagai agenda rutin setiap tahun, adalah sebagai wujud rasa puji syukur kepada Alloh SWT. Atas berkah, kemakmuran, rezeki, yang mana telah diberikan-Nya. Serta dijauhkan dari malabahaya, dan malapetaka. Hadirpula Forkopimpka Tulangan, M. Husen Kepala Desa Kenongo, Staff,, Perangkat Desa, Toga Tomas, RT, RW, Karang Taruna dan PKK.

Tak pelak puluhan warga setempat melakukan tasyakuran membawa berbagai macam menu makanan, tumpeng, palawija dan gunungan hasil bumi. Diarak dengan berjalan kaki, menuju makam (punden Mbah Kluntung) dikawasan Dusun Ganting, Minggu (03/03/2024) pagi.

Menurut Suherman Kepala Dusun Ganting, sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara menjelaskan serangkaian kegiatan akhir acara Ruwah Desa ini, dipusatkan pada punden makam Mbah Kluntung (punden Kepuh Ganting). Sebelumnya, acara-acara lain seperti do’a bersama, sholawat, Qhotmil Qur’an juga digelar pada musholla-musholla se-Desa Kenongo, dan ditutup dengan pagelaran kesenian tari campursari . ” alhamdulillah, proses kegiatan tersebut awal hingga akhir berjalan lancar, ” ujarnya.

Terpisah M. Husen Kepala Desa Kenongo didampingi Kasi Kesra Yemi Ermawan Kasi Kesra dalam sambutan pidatonnya menyampaikan permohonan maaf dan berterimah kasih kepada semua masyarakat. Atas partisipasi, dukungan, serta donatur, sehingga kegiatan Ruwah Desa dapat terlaksana. Hal ini tidak luput dari kerja keras, dari para pihak-pihak termasuk pihak panitia penyelenggara, ucapnya.

Lanjut M. Husen, mudah-mudahan warga kita diberikan keberkahan, saudara-saudara kita diberikan kesehatan wal’afiat. Terlaksananya Bersih Desa atau Ruwah Desa ini bertambah meriah. Melihat kondisi masyarakat guyub, rukun, dan memperat tali silaturahmi. Guyubnya masyarakat ini, juga tambah berkahnya Alloh SWT, terangnya.

Harapan saya khususnya sebagai Kepala Desa Kenongo, terhadap masyarakat terutama Dusun Ganting. Pihaknya sangat bersyukur sekali, sifat kegotong-royongan, guyub, rukun masih melekat pada hati warga. Tanpa bantuan semua pihak dalam hal ini, saya mohon maaf tidak bisa berbuat apa untuk Pemerintah Desa, paparnya.

Diakui M. Husen, Tahun ini sebenarnya anggaran ada. Tetapi karena belum masuk ke Pemerintahan Desa, dan keuangan desa tidak boleh dipergunakan untuk kegiatan bersih desa. Sehingga Pemdes menggunakan anggaran dari Pendapatan Asli Desa (PAD), misalnya nanti karena jadwalnya anggaran besar, untuk Desa Kenongo bukan Dusun Ganting saja yang suka kesenian wayang, ludruk. Termasuk Kenongo sendiri juga begitu, insya alloh nanti akan kita sama laksanakan hiburan, tambahnya.

” Insya Alloh nanti diagendakan pelaksanaannya, pada bulan Agustus Tahun 2024 mendatang. Bersamaan kegiatan atau kesenian pagelaran wayang, akan ditempatkan di area kantor balai desa.Tidak dipungkiri, bahwa anggaran atau uang saat ini bum turun. Hasil usaha, upaya dari Kepala Dusun, bersama teman-temannya berusaha mencari donatur. Alhamdulillah, sehingga acara ini dapat terlaksana, ” tandasnya.

Hal sama disampaikan Yemi Ermawan Kasi Kesra mengatakan Ruwah Desa atau Sedekah Bumi ini sekaligus menghormati, para leluhur nenek moyang kita (sing babat alas desa). Beserta mengucapkan rasa puji syukur kehadirat Alloh SWT,atas rezeki yang telah mana diberikan-Nya.Serta dijauhkan dari segala mala bahaya,dan malapetaka bencana, ungkapnya.

Sebaliknya, jangan sampai kita semuanya dikatakan anak, putu (cucu), yang kualat, yang delodok (durhaka). Dan jangan sampai juga kita semuanya dikatakan anak, putu (cucu) yang tidak punya etikat, sopan santun, dan tidak punya toto kromo. Karena tidak mau syukur ke ahli kubur, khusunya sing babat desa.

‘ iki sak apik-apik’e wong, nek gak onok sing babat deso. Nek gak sing babat deso, utowo gak sing mbahu rekso. Kulo penjengan sedoyo, panggonan ten pundi. Apik-apik wong due cita-cita mbangun deso, alas sak mene ombohne dibabat. Saiki kulo, panjenengan kanton penak’e. Makane roso bentuk syukur panjenegan, mugo-mugo berkah barokah amin Allohummah amin. Monggo dedungo sareng-sareng, maos dungo tahlilan dengan roso ikhlas, ridho, podo karo ndungakno awak dewe, ” pungkasnya.(Syamsul / A-6)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *