REALITA.CO.ID || Sidoarjo – Warga Desa Boro, Kecamatan Tanggulangin Kebutuhan Sidoarjo berbondong-bondong dibawah guyuran hujan mendatangi kantor balai desa.
Kedatangan mereka itu tidak lain mengikuti acara pengajian umum, dalam rangka Ruwah Desa dengan Da’i KH. Moh. Isna’in. Hadirpula Mochammad Soichunnuruddin Kepala Desa Boro, Forkopimpka Tanggulangin, Perangkat Desa, Staff, Toga, Tomas, RT, RW, PKK, dan Karang Taruna, Jumat (01/03/2024) kemarin malam.
Sementara Mochammad Soichunnuruddin Kepala Desa Boro didampingi Fajar Mardianto Sekretaris Desa menjelaskan serangkaian acara Ruwah Desa ini, diawali mulai pagi hari dengan Qhotmil Qur’an, serta menggelar do’a bersama. Selanjutnya diakhir acara, ditutup dengan pengajian umum. ” alhamdulillah serangkaian acara sampai akhir berjalan lancar, ” ucapnya.
” Ruwah Desa atau Sedekah Bumi ini merupakan bentuk rasa syukur sekaligus menghormati, para leluhur nenek moyang kita (sing babat alas desa). Dengan mengucapkan mengucapkan rasa puji syukur kehadirat Alloh SWT,atas rezeki yang telah mana diberikan-Nya. Serta dijauhkan dari segala mala bahaya dan malapetaka bencana,” terangnya.
Terpisah KH. Moh. Isna’in dalam kutipan ceramahnya mengatakan kehidupan di alam dunia hanyalah bersifat sementara, maka kita terus dan harus melakukan kebaikan-kebaikan didalam berumah tangga, lingkungan, bertetangga, bahkan di masyarakat. Dikarenakan usia atau umur kita, mutlak yang punya adalah Alloh SWT. Sebab kematian itu memutuskan segalanya, termasuk kesenangan duniawi, ujarnya.
” lihat saja orang kaya, mobilnya banyak dan ketika meninggal (mati) semuanya akan terputus. Maka tidak lagi dapat mengurusi harta benda, kekayaan, istri, anak, dan sebagainya. Memang diusia 40 Tahun keatas saat ini, tidak terlihat kebagusan, kebaikan malah sebaliknya nampak terlihat kejelekan, keburukan bahkan tidak karu-karuan. Seharusnya dan semestinya bertambah usia lebih dekat dengan hatinya dan sadar, papar KH. Moh. Isna’in.
Bahkan sangat sulit dituturi, diarahkan ” lebih mudah menuturi anak kecil, ketimbang menuturi wong tuo (orang tua). Apalagi masa tua itu kondisi memegang uang banyak, dan sulit dilarang, dikendalikan. Sebab orang tersebut susah mengeluarkan, karena merasa uang-uangnya sendiri. Maka dari itulah mari kita perbanyak, dan sebanyak-banyaknya menanamkan kebaikan, beramal, ibadah, ” ajaknya.
Dengan berperilaku baik, beramal, beribadah, dan hati-hati menempatkan usia kita di atas ukuran 40 Tahun ke atas. Sebab kata kanjeng Nabi Muhammad SAW, umur umatku antaranya 60 sampai 70 Tahun. Makanya di umur 60 Tahun lebih hati-hati mencari panggonan (tempat), jangan sampai melihat kondisi tubuh sehat, tidak memiliki riwayat sakit. Namun rata-rata ambyuk, ambruknya itu diusia 60-70 tahun. Sebab itu mari kita perbanyak kebaikan-kebaikan, agar kelak menemukan wajah keselamatan, pungkasnya.(Syamsul /A-6)