Example floating
Example floating
Berita Bogor

Arogansi Kepala Sekolah SDN Citeureup 6 Kabupaten Bogor Menyikapi Pertanyaan Orang Tua Murid Mengenai Biaya Kegiatan Sekolah

304
×

Arogansi Kepala Sekolah SDN Citeureup 6 Kabupaten Bogor Menyikapi Pertanyaan Orang Tua Murid Mengenai Biaya Kegiatan Sekolah

Sebarkan artikel ini

Bogor, REALITA – Fenomena pungutan liar (pungli) di lingkungan sekolah kembali menjadi sorotan setelah beberapa kasus ditemukan di sejumlah wilayah di Indonesia. Pemerintah, bersama dengan aparat penegak hukum, kini memperketat pengawasan guna memberantas praktik tersebut yang merugikan siswa dan orang tua.

Pungutan liar di sekolah, baik yang dilakukan oleh oknum guru, staf, maupun pihak ketiga, sering kali menambah beban ekonomi orang tua. Hal ini terjadi meskipun pendidikan dasar dan menengah seharusnya bebas dari pungutan yang tidak sah. Berbagai jenis pungli yang ditemukan antara lain berupa biaya yang tidak tercatat resmi dalam anggaran sekolah, permintaan uang untuk kegiatan ekstrakurikuler, hingga pungutan untuk fasilitas yang seharusnya sudah tersedia.

Hal ini terjadi di SDN Citeureup 6 Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Insiden perang mulut antara Elis (wali murid) dengan Kepala Sekolah SD Negeri Citeureup 6, Ibu Susmiyati, S.Pd.SD, M.Pd., mengguncang lingkungan sekolah tersebut pada Kamis pagi. Kejadian ini terjadi di ruang kantor sekolah sekitar pukul 10.00 WIB. Perselisihan yang semula dimulai dengan niat baik berubah menjadi perdebatan sengit yang mengundang perhatian.

Elis, selaku wali murid yang berseteru dengan Kepala Sekolah mengungkapkan, bahwa ia awalnya berniat bersilaturahmi dengan Kepala Sekolah setelah pengambilan raport. Ia ingin menyampaikan saran agar sekolah lebih transparan dalam pelaporan keuangan terkait kegiatan sekolah, yang dinilainya sering kali tidak diinformasikan kepada para wali murid. Menurut Elis, hal tersebut penting untuk menghindari dugaan adanya indikasi pungutan liar.

Namun sebelum niat baiknya tersampaikan, Kepala Sekolah memotong pembicaraannya dan memberikan tanggapan yang dianggapnya kurang menyenangkan.
“Apa kapasitas Ibu untuk meminta laporan kepada saya?” ujar Kepala Sekolah, seperti ditirukan Elis.
“Saya hanya ingin mengajak berdiskusi agar pihak sekolah bisa lebih terbuka soal laporan keuangan kegiatan, tetapi kepala sekolah langsung menyanggah dan mempertanyakan kapasitas saya,” ungkap Elis.

Dalam percakapan yang berlangsung tegang, Elis sempat menyampaikan masukan agar guru kelas rutin memberikan laporan kegiatan kepada wali murid. Sayangnya Kepala Sekolah merespons dengan nada tinggi memperlihatkan arogansinya. Dan penyampaian pendapat ini dianggap sebagai bentuk protes terhadap sekolah.

“Seharusnya pihak sekolah untuk lebih transparan dalam mengelola anggaran dan sumber dana. Selain itu seharusnya pihak Sekolah dan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan sosialisasi tentang larangan pungli serta menyiapkan saluran pengaduan bagi masyarakat yang menjadi korban.
Seiring dengan komitmen pemerintah untuk memberantas pungli. Bukannya dengan emosi dan arogansi dalam menjawab permasalahannya.” Tambah Elis.

“Sebagai tambahan, pihak sekolah juga diminta untuk lebih berperan aktif dalam mencegah pungli dengan menyusun rencana anggaran yang jelas dan terbuka, serta memastikan bahwa semua biaya yang dikenakan kepada siswa sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan perlihatkan bahwa bagaimana seorang guru dan pendidik harus bersikap.” Ungkap Elis Orang Tua Siswa. (Firly)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *