Sidoarjo, REALITA-Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (BKKBN), berkomitmen terus menguatkan program pembangunan keluarga dan pengendalian penduduk melalui sosialisasi Program Bangga Kencana. Hal itu di gedung KUD Sumber Makmur, Desa Kesambi, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Hadirpula, Komisi IX DPR RI, Indah Kurnia, pada Selasa (17/06/ 2025) siang.
Serangkaian acara tersebut, diikuti 215 peserta dari berbagai unsur masyarakat, kader, dan perangkat desa. BKKBN turut menghadirkan sejumlah narasumber strategis, antara lain Amanda Aprillia Surya Ningtyas, S.IP. (Ketua Tim Kerja Pengendalian ZI WBK/WBBM dan SPIP BKKBN Provinsi Jawa Timur), Hery Djatmiko, S.Sos., M.M. (Kabid KB dan KK Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo), serta mitra kerja DPR RI Indah Kurnia.
Sambutan pembuka disampaikan oleh Ibu Supriyatin, mewakili Kepala Desa Kesambi. Dalam sambutannya, Supriyatin menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini di desanya, sekaligus menyoroti pentingnya program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dari BKKBN sebagai upaya peningkatan kualitas pengasuhan anak.
Indah Kurnia, anggota Komisi IX DPR RI, yang ber mitra dengan BKKBN mengajak masyarakat untuk lebih memahami peran strategis keluarga dalam pembangunan bangsa. Ia menyampaikan bahwa keluarga yang sehat, mandiri, dan sadar akan pentingnya pendidikan dan kesehatan adalah pondasi utama kemajuan negara. Indah juga menyoroti pentingnya literasi keuangan dalam keluarga, serta mengapresiasi sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menyukseskan program Bangga Kencana.
Dari sisi daerah, Hery Djatmiko memperkenalkan Program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), yang mendorong peran lebih aktif dari para ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Ia juga menekankan bahwa keberhasilan program kependudukan membutuhkan dukungan data akurat serta partisipasi aktif dari kader dan masyarakat.
Sementara itu, Amanda Aprillia dari BKKBN Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa capaian penurunan angka stunting di Jawa Timur masih menjadi tantangan, dengan posisi saat ini di angka 14,7%, sedikit di atas target nasional. Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan berbasis siklus kehidupan, dengan fokus pada kelompok baduta, remaja, dan lansia.
Acara ditutup dengan sesi diskusi interaktif dan pembagian doorprize, yang disambut meriah oleh para peserta. Kegiatan ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang efektif tidak hanya bergantung pada penyampaian informasi, tetapi juga partisipasi aktif dan kolaborasi antar-stakeholder.
Melalui kegiatan ini, BKKBN dan Komisi IX DPR RI berharap dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, dan pendidikan dalam mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas, sejahtera, dan berdaya saing.
AHP/Sam*
Editor/Sam*