Example floating
Example floating
BERITA DAERAH

BPBD Sidoarjo Gelar Pelatihan Laka Air Kali Dam Penatarsewu

1072
×

BPBD Sidoarjo Gelar Pelatihan Laka Air Kali Dam Penatarsewu

Sebarkan artikel ini

Sidoarjo, REALITA--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo,
menggelar Water Rescue di sungai Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin. Tak tanggung-tanggung sebanyak 60 orang relawan BPBD dan Mahasiswa Siaga Bencana (Magana) dari universitas Nahdlatul Ulama Surabaya turut serta pelatihan. Mereka setelah mendapatkan pemaparan teori, teknik langsung melaksanakan simulasi misi penyelamatan korban laka air dengan menggunakan 3 unit perahu karet, Minggu (20/04/2025)

Menurut Oppy Septiani salah satu peserta Water Rescue asal Magana universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengakui, adanya kegiatan ini adalah suatu pengalaman baru telah mana dilibatkan langsung terjun kelokasi. Sehingga tahu proses awal tata cara, dan teknis penanganan penyelamatan pada korban. ” Intinya kegiatan ini cukup seru dan menantang, selain itu juga dapat menambah pengalaman, ilmu pengetahuan, serta wawasan , ” ujarnya

Sementara Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sidoarjo Sabino Marino dilokasi menjelaskan kegiatan Water Rescue ini, pesertanya diikuti rekan-rekan relawan. Dalam hal tersebut banyak poin-poin penting, yang harus dipahami dan dimengerti. Dikarenakan kita sewaktu-waktu harus kondisi kesiapsiagaan terhadap bencana banjir, atau kecelakaan air dalam penyelamatan, ucapnya.

Lanjut Sabino Mariano, Water Rescue ini bertujuan memberikan pelatihan, edukasi serta mengajarkan tentang teknik-teknik penyelamatan terhadap korban di perairan, sungai, rawa, danau dan dilaut. Sekaligus meningkatkan kemampuan individu dalam menyelamatkan diri, dan orang lain dari bahaya tenggelam atau kecelakaan di air, paparnya.

” Kegiatan disini kita tidak saling pintar maupun paling pandai. Namun, saling belajar satu sama lainnya. Memahami karakter-karater yang ada, dan terpenting adalah mengutamakan rasa solidaritas, kebersamaan, kekompakan, dan bergotong royong menjadi tim yang solid, ” jelasnya.

Ditambahkan, Bambang Sumantri TRC BPBD provinsi Jawa Timur menyatakan sebelum misi penyelamatan pada korban laka air dilakukan. Maka para peserta ini diwajibkan memahami situasi, dan kondisi lapangan, sekaligus harus mengenali kegunaan fungsi peralatan satu persatu yang akan dibawa ke perahu karet. Diantaranya, tali, pelampung, kantong, dan sebagainya. Sebab laka air itu ada tiga, yaitu luka-luka atau patah, pingsan, dan meninggal dunia, katanya.

Sedangkan diatas perahu karet minimal ada 6 personel, itupun ada bagianya masing-masing. Sebaliknya, tidak semerta-merta langsung menceburkan diri bila mengetahui korban untuk penanganan. Akan tetapi ada pola teknik berenang, menyelam karena terkadang korban merasa panik, berontak didalam air.

” Tindakan-tindakan pertolongan pertama, salah satunya menenangkan jiwa korban jika diketahui masih hidup. Selanjutnya bila korban pingsan itupun ada tekniknya tersendiri, terpenting bagian kepala jangan sampai masuk atau terendam air (tetap mengapung). Kemudian penyelamatan berhasil, tetap dilakukan pendampingan, ” tambahnya.

Intinya kemampuan untuk menolong diri sendiri, dan orang lain yang mengalami bahaya di air. Memperkuat, menciptakan dan menambah rasa percaya diri dalam menghadapi situasi darurat di air, pungkasnya.

AHP/Sam*

Editor/ Sam*

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *