Sidoarjo, REALITA-Sebanyak 30 personil Satuan Pelindungan Masyarakat (Satlinmas) Desa Kedungsumur, Kecamatan Krembung mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana. Serangkaian kegiatan tersebut dipusatkan, pada pendopo kantor balai desa setempat. Sekaligus dilakukan simulasi (praktek) tata cara pencegahan, penanggulangan, dan penanganan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (21/12/2024) malam.
Menurut Fuddin salah satu anggota Linmas peserta pelatihan mengakui, teknik tata cara penanganan yang selama ini diketahui sangat berbeda. Diantaranya tata cara pengikatan pada korban, yang mengalami patah tulang. Kemudian teknik pengangkatan tubuh korban ketika melakukan pertolongan.
” Alhamdulilah, awal hingga akhir pelatihan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana dapat dipahami, dimengerti. Sehingga menambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan, ” ujarnya.
Sementara Muntholib Kepala Desa Kedungsumur dalam pidatonya menyampaikan kegiatan ini tidak semerta-merta dilakukan, minimal menambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan dan tidak hanya dalam pengamanan lingkungan saja. Akan tetapi Linmas harus luwes dalam melakukan segala hal, terutama di musim hujan saat ini. Dikarenakan bencana itu datangnya tidak disangka-sangka atau secara tiba-tiba. Maka dari itu adanya kegiatan pelatihan, peningkatan kapasitas penanggulangan bencana mereka lebih paham, dan memgerti, ucapnya.
Sedangkan Linmas dan Satgas Linmas, kata Muntholib. Keberadaanya maupun sarana prasarana sudah diatur, termasuk seragam baru yang dipakai sesuai Kemendagri Nomor 11 Tahun 2023.
” Memang seragam yang telah diberikan itu, masih banyak kekurangannya. Sedangkan yang tertempel diseragam tersebut, hanya tulisan atau bet Satlinmas, logo ada Kemendagri, nama masing-masing anggota, logo Kabupaten Sidoarjo serta bendera merah putih, ‘ jelasnya.
” Memang dulu Pertahanan Sipil (Hansip), namun sekarang Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas/ Linmas). Sedangkan tugas-tugas maupun kinerja Linmas cukup banyak untuk meningkatkan keamanan, diantaranya banjir, angin puting beliung dan sebagainya. Partisipasi Linmas akan diikut sertakan, minimal kekompakan, kerukunan dan gotong royong diutamakan, ” katanya.
Sementara BPBD Sidoarjo di Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan (BPK), dan Bidang Resque (BR), Hamdan N. A, dan Totok Wardoyo menjelaskan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana.Hal penting harus diketahui, dan tidak asal-asalan dalam penanganan bencana. Selain sosialisasi pengenalan beberapa bencana yang ada dan terjadi, potensi, dampak, pendirian posko, titik kumpul (tempat aman). Maka peserta akan mergerti dan paham, tindakan apa yang harus dilakukan nantinya, paparnya.
Ditambahkan Totok Wardoyo, seperti contoh halnya penanganan pada korban kecelakaan laka lantas. Kita harus melakukan pengecekan terlebih dahulu pada kondisi tubuh korban, ditemukan luka-luka atau tidak. Semisal ditemukan luka patah bagian tulang, apakah luka patah tertutup atau luka patah terbuka, pingsan, kondisi sadar, bahkan meninggal. Keseluruhannya ada tata caranya, dan tidak terkesan asal-asalan. Sehingga korban tidak bertambah parah, ketika dalam pertolongan pertama, terangnya.
Maka konsep pelatihan ini dilakukan simulasi (praktek), penyelamatan secara langsung. Agar nantinya para peserta pelatihan, lebih paham dan lebih mengerti tindakan apa yang harus dilakukan. Tidak hanya itu tata cara pengangkatan pada tubuh korban, juga di sosialisasikan metode pengangkatan dengan cara satu orang, dua orang, dan tiga orang. Intinya, jangan sampai terburu-buru atau tergesa-gesa. Sekaligus tata cara penanganan korban dari gigitan ular berbisa, serta melepaskan lilitan ular sanca dan phiton, pungkasnya.
(Mr.F/Sam*)
Editor/Sam*